Menjelang lebaran kemaren, aku melihat tas bagus di satu toko kawasan "factory outlet'. Dengan mata berbinar-binar, aku langsung mencari kertas label harga. Terlihat Rp. 135.000,-. "Gila barang bagus gitu harganya murah bgt, pikirku dalam hati. Dengan hati penuh bahagia, aku langsung memanggil pramuniaga bahwa tas itu aku beli.
Saat aku hendak membayar, si kasir menyebutkan jumlah yang harus aku bayar. "Satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah...!" katanya dengan lantang. KOntan saja saya terbelalak,"Berapa, mbak?" tanyaku takut salah dengar. Si kasir mengulang jumlah yang harus aku bayar dengan lebih lantang lagi.
"Ngga salah, mbak? Bukannya seratus tiga puluh lima ribu rupiah?" kataku deg-degan.
"Tas, kan?" tanya si mbak. Aku mengangguk.
"Tas ini?" tanyanya lagi. Akupun mengangguk lagi.
"Mbak, harga tas ini Rp. 1.350.000,-...!!!"
"Maaf, mbak. Kayaknya ga jadi dech. Saya pikir Rp. 135.000,-" kataku sambil ngeloyor pergi. Sial, dalam hatiku menggerutu. Ternyata aku salah lihat, kurang nol. Pantesan bagus. Bisa aja aku beli tas itu. Tapi gak bisa beli yang lain. Alhasil, lebih baik aku pulang. Kembali belanja setelah melupakan tas itu :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar