Keturunan seorang ningrat - meskipun tidak berotak, tidak berwatak, dan tidak berakhlak - biasanya akan mendapatkan "penghargaan" dan kemudahan dalam menjalani hidupnya. penghargaan dan kemudahan itu ia dapatkan bukan atas kualitas pribadinya, melainkan berdasarkan pada afinitas (keturunan/bibit).
"Dia keturunan siapa?" jauh lebih penting di bandingkan dengan "apa yang dapat dia lakukan". Selama alam pikir macam itu bertengger di dalam sebuah masyarakat, maka di manapun kita berada, maka kita akan tetap di TOLAK.
Selama masyarakat menempatkan "BIBIT" jauh lebih penting di bandingkan dengan "BOBOT" dan "BEBET", maka penolakkan akan tetap berlangsung.
Sumber: Majalah Kartini Tahun Jebot (di baca: lama)
"Dia keturunan siapa?" jauh lebih penting di bandingkan dengan "apa yang dapat dia lakukan". Selama alam pikir macam itu bertengger di dalam sebuah masyarakat, maka di manapun kita berada, maka kita akan tetap di TOLAK.
Selama masyarakat menempatkan "BIBIT" jauh lebih penting di bandingkan dengan "BOBOT" dan "BEBET", maka penolakkan akan tetap berlangsung.
Sumber: Majalah Kartini Tahun Jebot (di baca: lama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar